Rabu, 29 Maret 2017

Review Jurnal ke 5 (Pelaporan dan Pengungkapan)



Judul Jurnal
PENERAPAN IFRS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOMPARABILITAS PENGUNGKAPAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
Volume / Halaman
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 83 - 102
Nama Penulis
Ardian Setianto dan Agung Juliarto
Tahun Jurnal
2014
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan IFRS dan hubungannya dengan komparabilitas pengungkapan aktiva tetap atau sekarang disebut PPE (Property, Plant, dan Peralatan) dalam laporan keuangan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan IFRS yang berfokus pada perbandingan pengungkapan APD.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan melakukan analisis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling dan 327 data observasi dianalisis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan SPSS Rilis 20, yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu, dengan menggunakan perhitungan Struktur Aset, ROA (Return on Assets) dan Leverage. Menggunakan Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Hipotesis Pengujian.
Variabel Penelitian
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan aset tetap. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengukur
tingkat pengungkapan awal atau Initial High Disclosure (IDH). Variabel interaksi penelitian ini menginteraksikan antara IDH dengan periode penerapan IFRS. Periode penerapan IFRS diukur dengan menggunakan variabel dummy.
Variabel control, ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aktiva (Riyanto, 1998).
Hasil Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013 yaitu berjumlah 139 perusahaan. Perusahaan yang menyediakan laporan keuangan untuk tahun 2011-2013 serta memenuhi kriteria sampel yaitu sebanyak 109 perusahaan per tahun. Total data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 327 pengamatan (109 perusahaan x 3 tahun).

Nilai rata-rata (mean) DISCL adalah 0,5224 yang berarti dalam satu periode laporam keuangan, perusahaan telah mengungkapkan sebanyak 52,24% item pengungkapan aset tetap konvergensi IFRS.

Pada tabel 4., 327 pengamatan yang diolah menunjukkan bahwa 205 perusahaan atau sebesar 62,7% perusahaan sampel memiliki selisih indeks pengungkapan perusahaan yang bersangkutan dengan indeks pengungkapan perusahaan terbaik lebih besar dari median. Adapun kondisi sebaliknya ditunjukkan oleh 112 perusahaan atau sebesar 37,3% perusahaan sampel.

Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah dalam model regresi distribusi data normal atau tidak, dapat dilihat pada grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif data normal.

Uji Multikolinieritas
Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai tolerance semua variabel mendekati angka 1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat multikolinearitas dan model regresi layak untuk dipakai.

Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,799.  Nilai sigifikansi tersebut berada antara dU (1,7616) dan 4 – dU yaitu 2,2384. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

Analisis Regresi
Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
DISCL = 0,445 + 0,92(IDH) + 0,28(IFRS1) + 0,33(IFRS2) – 0,30(IDH*IFRS1) – 0,38(IDH*IFRS2) + 0,001(SIZE) + 0,14(ROA) + 0,002(LnSCALEDB) + 0,000 LnLEV + e

Uji Hipotesis
Koefisien Determinasi (R2)
Pada tabel 8 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dari nilai adjusted R2 sebesar 0,775. Hal ini berarti bahwa 77,5% variasi indeks pengungkapan aset tetap dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu IDH, variabel interaksi IDH*IFRS1, IDH*IFRS2 dan dikontrol oleh SIZE, LnSCALEDB, ROA, LnLEV. Sedangkan sisanya sebesar 22,5% indeks pengungkapan aset tetap dapat dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Hasil pengolahan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F sebesar 125,877 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05. Hal tersebut berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini dapat digunakan.

Hasil Pengujian Tingkat Komparabilitas Pengungkapan Aset Tetap Berdasarkan kedua hasil pengujian hipotesis yang telah diterangkan di atas bahwa nilai signifikansi kedua variabel interaksi (0,000 dan 0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien variabel interaksi yang semakin negatif dari tahun ke tahun (IDH*IFRS1= -3,735 dan  IDH*IFRS2= -4,721) maka dengan demikian disimpulkan bahwa Hipotesis diterima.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hasil uji variabel interaksi antara indeks pengungkapan awal aset tetap perusahaan dengan periode penerapan IFRS tahun pertama dan periode penerapan IFRS tahun kedua memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap tingkat pengungkapan aset tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya penerapan konvergensi IFRS ke dalam PSAK terbaru, perbedaan tingkat pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan semakin berkurang.

Alasan mendasar atas hal ini yang pertama adalah, dengan PSAK terbaru konvergensi IFRS, perusahaan semakin dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas sesuai dengan persyaratan yang diwajibkan dalam standar akuntansi di Indonesia terbaru. Kedua, walaupun perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas, namun seiring berjalannya waktu, perusahaan semakin memahami apa yang diinginkan oleh IFRS. Sehingga, dengan PSAK terbaru konvergensi IFRS, perbedaan laporan keuangan antar perusahaan semakin kecil. Hal ini yang kemudian membuat laporan keuangan konvergensi IFRS semakin dapat dibandingkan. 
Kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel interaksi antara indeks pengungkapan awal aset tetap perusahaan (IDH) dengan periode penerapan IFRS tahun pertama (IFRS1) dan periode penerapan IFRS tahun kedua (IFRS2)  memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap tingkat pengungkapan aset tetap. Hal ini menunjukkan bahwa komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu.

Oleh para penyusunnya, IASB, IFRS dirancang untuk menjadi standar akuntansi yang berlaku secara global. Akibatnya IFRS menjadi lebih fleksibel dan memberi keleluasaan pada akuntan untuk menggunakan pertimbangan profesional (professional judgement). Hal inilah yang menjadi kekhawatiran bahwa dengan IFRS justru akan mempersulit komparabilitas laporan keuangan dan menyuburkan manipulasi laporan keuangan. Penelitian ini telah membuktikan bahwa kekhawatiran akan berkurangnya tingkat keterbandingan (comparability) sebagai dampak berubahnya PSAK konvergensi IFRS yang kini bersifat principle-based  tidak terbukti.
Saran Penelitian
1.      Perluasan objek penelitian dengan meneliti elemen laporan keuangan secara keseluruhan, tidak hanya berfokus pada PSAK No.16: Aset Tetap dan dapat menggunakan sampel perusahaan yang lebih luas lagi sehingga hasilnya lebih dapat digeneralisasikan.
2.      Dalam mengukur variabel pengungkapan aset tetap dapat dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu orang, untuk meminimalisasi unsur subjektifitas dalam proses interpretasi disclosure checklist.
3.      Untuk mengidentifikasi item-item pengungkapan dapat menggunakan checklist berdasarkan peraturan yang berlaku lainnya atau dapat mengembangkan sendiri. Sebab checklist yang berbeda dapat memberikan hasil penilaian yang berbeda pula. Hal ini dapat digunakan untuk menguji konsistensi hasil penelitian dalam skripsi ini.
4.      Penggunaan periode penelitian yang lebih panjang di tahun yang akan datang, sehingga hasil penelitian lebih akurat.
Pendapat Mengenai Jurnal
Komparabilitas laporan keuangan sangatlah penting sebagai konsekuensi pengadopsian IFRS maka sebaiknya diperlukan pengungkapan laporan keuangan yang luas tidak hanya berfokus pada PSAK No. 16 tetapi dapat menggunakan sampel perusahaan yang lebih luas lagi sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan, dan dapat melibatkan lebih dari satu orang sehingga dapat meminimalisasi unsur subjektifitas dalam proses interpretasi disclosure checklist. Selain itu dapat menggunakan periode penelitian yang lebih panjang sehingga hasil penelitian lebih akurat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar