Senin, 26 Januari 2015

Kisah Sukses "Koperasi Kumbasari"



Koperasi Pasar Kumbasari-Badung berhasil bebaskan pedagang dari jeratan rentenir banyak cerita sukses tentang koperasi di Bali. Salah satunya adalah Koperasi Pasar Kumbasari-Badung dengan bidang usaha simpan pinjam. Koperasi yang berdiri sejak 1981 ini, semula hanya dirintis oleh 28 orang, sekarang sudah mencapai 6.221 orang. Anggotanya terdiri pedagang, tidak hanya berasal dari pasar Kumbasari dan Badung, tetapi juga beberapa pasar lain di Bali.
Ide mendirikan koperasi pasar ini tidak sia-sia, terutama misi membebaskan para pedagang dari jerat rentenir. Ketika itu para pedagang banyak kesulitan modal, bahkan untuk membayar retribusi pasar saja tidak mampu. Pedagang terpaksa mengandalkan rentenir karena mudah mendapatkan pinjaman meski harus membayar bunga 50 persen. Alhasil pedagang, terutama pedagang kecil tidak mampu berkembang.Dengan modal Rp 140.000 ditambah bantuan kepala pasar Rp 200.000 dan pengurus Rp 60.000, koperasi Kumbasari-Badung pun berdiri. Kumbasari dan Badung adalah dua pasar terbesar di Bali.
Dalam tempo satu tahun, eksistensi koperasi ini terbukti. Koperasi ini bisa menoreh prestasi sebagai koperasi terbaik II tingkat II Badung pada 1982. Bahkan setiap tahun koperasi ini tidak ketinggalan mengukir prestasi hingga tingkat nasional. Dua tahun berturut-turut, 1993 dan 1994 sebagai juara teladan utama tingkat nasional.
Kendati demikian, pendirian koperasi Kumbasari tidaklah mudah. Mulai dari ketidaksukaan rentenir hingga ketidakpercayaan pedagang besar, menghadang para pendirinya. Namun karena tekad besar dan adanya dukungan dari kepala pasar, koperasi akhirnya berdiri. Para pengurus rela mendatangi pedagang secara khusus, terutama pedagang kecil, untuk menjadi anggota. Agar tidak memberatkan pedagang, simpanan pokok Rp 5.000/anggota pun diberi kesempatan mencicil lima kali. Kepercayaan dari pedagang kecil menjadi semangat bagi pengurus untuk mengembangkan koperasi ini, karena itulah Koperasi ini terus berkembang cepat. Penyaluran kredit berjalan lancar dan menunjukkan peningkatan. Terbukti, pada 2001, volume usaha simpan pinjam pada 2001 sebesar Rp 12,5 miliar kemudian naik menjadi Rp 14,6 miliar dan tahun 2003 melonjak menjadi Rp 15,6 miliar. Tabungan juga meningkat 17,8 persen dari tahun 2002 sebesar Rp 11,8 miliar menjadi Rp 14 miliar pada 2003. Sedangkan jumlah kekayaan naik 20 persen dari Rp 14,6 miliar tahun 2002 menjadi Rp 17,5 miliar tahun 2003.
Berbagai strategi untuk mengembangkan koperasi Kumbasari dilakukan pengurus. Untuk meningkatkan arus kredit misalnya, pengurus langsung mendatangi pedagang guna menawarkan pinjaman. Penagihan juga dilakukan para pengurus dengan mendatangi pedagang setiap hari.Karena mereka pedagang maka cara penagihan seperti itu akan memudahkan mereka untuk membayar pinjamannya,Selain itu, strategi yang tergolong unik tapi menggiurkan adalah memberi hadiah kepada penabung terbesar, layaknya bank. Tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi anggota. Hadiahnya, kepada 10 penabung terbesar motor, TV dan kulkas dan lengkap dengan hadiah undian. Tidak hanya itu, setiap tahun anggota mendapat 1 potong kebaya. Agaknya, strategi itu mencatat sukses. Tidak sedikit anggota memindahkan tabungannya dari bank ke koperasi.
Faktor lain yang menjadi kesuksesan sebuah koperasi Kumbasari adalah terletak pada pengelolaan managemen. Pengelolaan koperasi ini ditangani dua manager, yaitu manager utama dan manager. Jumlah karyawan 77 orang dengan sebuah kantor di pasar Kumbasari yang sangat representatif menjadi kantor induk. Koperasi ini juga dikelola secara transparan. Karena faktor-faktor tersebutlah, pada tahun 2003 koperasi Kumbasari dinobatkan sebagai koperasi teladan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar