Nama Jurnal
|
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
|
Volume / Halaman
|
Vol. 2 No. 1 Halaman 35 - 44
|
JudulJurnal
|
EKSPOSURE TRANSLASI AKUNTANSI PERKEMBANGAN DAN DAMPAKNYA BAGI NEGARA-NEGARA ASIA
|
Nama Penulis
|
Fitri Ella Fauziah dan Murharsito
|
Tanggal Jurnal
|
Maret 2005
|
Download
| |
Tujuan Penelitian
|
-
|
Metode Penelitian
|
-
|
Variabel Penelitian
|
-
|
HasilPenelitian
|
Perkembangan perekonomian yang begitu pesat ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan multinasional corporation (MNCs) baik dinegara Eropa maupun di Asia yang membutuhkan translasi akuntansi untuk menyamakan laporan konsolidasi antara anak perusahaan dengan induk perusahaan (parent). Exposure translasi mencerminkan exposure laporan keuangan konsolidasi sebuah MNC terhadap pergerakan nilai tukar. Translasi laporan keuangan untuk tujuan konsolidas itidak mempengaruhi arus kas perusahaan multinasional, Karena hal inilah sejumlah analis menyatakan bahwa exposure translasi tidak relevan. Sedangkan analis-analis yang lain berpendapat bahwa Karena laporan keuangan konsolidasi mencerminkan kinerja sebuah perusahaan multinasional, maka exposure translasi menjadi relevan. Sejak penerimaan perusahaan mempengaruhi harga saham, maka banyak MNCs yang memberikan perhatian terhadap exposure translasi. Sekalipun exposure translasi ini tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan, namun banyak investor yang cenderung bereaksi negative apabila terjadi perbedaan dalam laporan penerimaan perusahaan dan salah satunya adalah laporan penerimaan konsolidasi. Oleh karena itulah maka banyak MNCs yang kemudian memperhatikan exposure translasi. Exposure translasi tergantung pada derajat pengaruh asing yang meliputi cabang-cabang asing. Negara lokasi cabang-cabang tersebut dan metode akuntansi yang digunakan. Sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar pada awal tahun 1970an, maka diadakan penelitian yang dirumuskan dalam Financial Accounting of Standards Board (FASB). Untuk selanjutnya hasilnya tertuang dalam FASB 8. Setelah diberlakukan ternyata FASB 8 ini menuai banyak kritikan, untuk selanjutnya diadakan sebuah penelitian yang menghasilkan FASB 52. Perbedaan inti pada FASB 52 ini adalah bahwa nilai kekayaan asing yang tidak disimpan dalam mata uang fungsional, akan dinilai ulang pada mata uang fungsional sesuai dengan translasi yang diutamakan. Pada FASB 52 meminta semua aktiva dan kwajiban diukur memakai kurs berjalan, maka distorsi yang diakibatkan oleh exposure translasi tidak lagi muncul. Menurut FASB 52 keuntungan dan kerugian translasi tidak dimasukan dalam laporan laba rugi namun dalam ekuitas pemegang saham, pada perkiraan penyesuaian translasi kumulatif. Hal ini diharapkan akan mengurangi variabilitas dari laba bersih pasca konsolidasi, Karena hanya perubahan-perubahan actual dari laba bersih yang akan dicatat dalam laporan laba rugi. FASB 52 mampu mengurangi exposure sebuah MNCs terhadap risiko translasi, walaupun tidak menghilangkannya secara total. Perkiraan ekuitas pemegang saham meningkat akibat keuntungan translasi atau menurun akibat kerugian translasi. Jadi rasio-rasio keuntungan seperti pengembalian atas sekuitas (laba bersih/ekuitas) dan rasio ungkitan atau leverage (hutang/ekuitas) dipengaruhi oleh keuntungan atau kerugian translasi.
|
Kesimpulan
|
Perkembangan perekonomian yang begitu pesat ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan multi nasional corporation (MNCs) baik dinegara Eropa maupun di Asia yang membutuhkan translasi akuntansi untuk menyamakan laporan konsolidasi antara anak perusahaan dengan induk perusahaan (parent). Exposure translasi mencerminkan exposure laporan keuangan konsolidasi sebuah MNC terhadap pergerakan nilai tukar. Untuk mengukur exposure translasi, perusahaan-perusahaan multinasional dapat memprediksi laba dalam masing-masing valuta asing, dan kemudian menentukan dampak potensial dari pergerakan nilai tiap valuta asing terhadap valuta negara asal mereka. Exposure translasi tergantung pada derajat pengaruh asing yang meliputi cabang-cabang asing.
|
Pendapat Mengenai Jurnal
|
Risiko dari adanya exposure translasi harus ditanggulangi dengan melakukan perbaikan dalam peraturan-peraturan yang terkait dengan akuntansi.
|
Rabu, 31 Mei 2017
Jurnal ke 6 (Translansi Mata Uang Asing)
Jurnal ke 12 (Perpajakan Internasional dan Penetapan Harga Transfer)
Riview Jurnal Perpajakan
Internasional dan Penetapan Harga Transfer
|
|
Nama Jurnal
|
Jurnal Akuntansi dan Investasi
|
Volume
|
Vol. 16 No. 1 Halaman 63 - 73
|
Judul Jurnal
|
Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus
Terhadap
Keputusan Transfer Pricing
|
Download
|
http://journal.umy.ac.id/index.php/ai/article/view/1348
|
Nama Penulis
|
Mispiyanti
|
Tanggal Jurnal
|
Januari 2015
|
Tujuan Penelitian
|
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bukti
empiris pengaruh pajak, tunneling incentive dan mekanisme bonus terhadap
keputusan transfer pricing perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
|
Metode Penelitian
|
Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive
sampling
|
Variabel Penelitian
|
Variabel penelitian yang digunakan
adalah tentang pajak.
|
Hasil Penelitian
|
Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pajak dan mekanisme bonus
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing. Sementara,
tunneling incentive berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer
pricing.
|
Kesimpulan
|
Berdasarkan
hasil analisis pengaruh dari variabel pajak, tunneling incentive dan
mekanisme bonus terhadap keputusan transfer pricing pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengujian empiris menunjukkan
bahwa pajak dan mekanisme bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan transfer pricing perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Namun untuk variabel
tunneling incentive berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer
pricing perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Implikasi dalam penelitian tentang
praktik transfer pricing pada perusahaan multinasional dengan status
kepemilikan asing adalah transfer pricing merupakan suatu harga jual khusus
yang dipakai dalam pertukaran antar divisi atau perusahaan. Namun dalam
praktiknya, transfer pricing banyak digunakan secara ilegal guna meminimalkan
beban pajak perusahaan. Namun dalam penelitian ini tidak terbukti,
kemungkinan perusahaan mengurangi beban pajak perusahaan dengan menerapkan
manajemen pajak. Mekanisme bonus merupakan salah satu strategi atau motif
perhitungan dalam akuntansi yang tujuannya adalah untuk memberikan
penghargaan kepada direksi atau manajemen dengan melihat laba secara
keseluruhan. Adanya kebijakan bonus yang sudah tepat, maka pemilik berharap
manajemen dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui efisiensi pembayaran
pajak. Namun, upaya menghemat pengelua-ran pajaknya tidak selalu dilakukan
dengan faktor mekanisme bonus, tetapi perusahaan dapat melakukan manajemen
pajak yang dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara keseluruhan.
|
Tanggapan
|
Berdasarkan
penelitian yang sudah dilakukan dapat memberikan maanfaat dan pengetahuan
lebih bagi pembaca mengenai pengaruh dari variabel pajak, tunneling incentive
dan mekanisme bonus terhadap keputusan transfer pricing pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013. Dan jurnal ini mungkin bisa dikembangkan lagi untuk penelitian
ilmiah dikarenakan jurnal ini hanya berfokus pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar dibursa efek Indonesia.
|
Jurnal ke 8 (Jurnal Standar Akuntansi dan Akuntansi Global)
Riview Jurnal Standar Audit dan Akuntansi Global
| |
Nama Jurnal
|
Jurnal Akuntansi
|
Volume
|
Vol. 10 No. 3 Halaman 257 – 268
|
Judul Jurnal
|
Dampak Krisis Kelangsungan Hidup Perusahaan Terhadap Informasi Akuntansi dan Peran Akuntansi
|
Download
|
Dokumen.tips/documents/dampak-krisis-kelangsungan-hidup-perusahaan-terhadap-informasi-akuntansi.html
|
Nama Penulis
|
Elizabeth Sugiarto Dermawan
|
Tanggal Jurnal
|
September 2010
|
Tujuan Penelitian
|
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting informasi akuntansi dan peran akuntansi terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
|
Metode Penelitian
|
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi.
|
Variabel Penelitian
|
Variabel penelitian yang digunakan adalah peran akuntansi dan informasi akuntansi.
|
Hasil Penelitian
|
Hasilnya yaitu bahwa informasi akuntansi dan peran akuntansi sangat penting karena peran akuntan sebagai penyedia informasi dari perusahaan kepada pengguna untuk pengambilan keputusan memang wajib ditingkatkan. Relevansi lebih diperhatikan dalam pengambilan keputusan, namun perlu diingat bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan bukan hanya relevan, masih ada understandability, reliability, dan comparability. Trade off diantara karakteristik kualitatif inilah yang perlu diperhatikan oleh badan penyusun standar (Ikatan Akuntan Indonesia) ketika memutuskan tahun 2012 full adoption IFRS.
|
Kesimpulan
|
Sejarah membuktikan bahwa krisis perekonomian akan selalu terjadi dimana dapat berujung pada perang dunia, seperti Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Kaitan akuntan dengan perekonomian memang tidak langsung terlihat, namun kadangkala setiap krisis perekonomian terjadi akuntan dikatakan tidak dapat lepas tanggungjawab, hingga dikatakan akuntansi tidak kebal terhadap perkembangan zaman. . dan peran akuntan sebagai penyedia informasi dari perusahaan kepada pengguna untuk pengambilan keputusan memang wajib ditingkatkan. Relevansi lebih diperhatikan dalam pengambilan keputusan, namun perlu diingat bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan bukan hanya relevan, masih ada understandability, reliability, dan comparability. Trade off diantara karakteristik kualitatif inilah yang perlu diperhatikan oleh badan penyusun standar (Ikatan Akuntan Indonesia) ketika memutuskan tahun 2012 full adoption IFRS.
|
Tanggapan
|
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat memberikan maanfaat dan pengetahuan lebih bagi pembaca mengenai peran akuntan dikelompokkan menjadi empat yaitu: The Actor, The Conceptor, The Doer, dan The Adminstrator. The Actor adalah akuntan yang banyak terlibat dalam tingkat stratejik dan sering menggunakan konsep-konsep akuntansi dalam tugas. The Conceptor adalah akuntan yang banyak mengerti konsep akuntansi tetapi keahliannya belum terlalu dibutuhkan organisasi. The Doer adalah akuntan yang tidak banyak paham konsep akuntansi tetapi cukup banyak menggunakan konsep akuntansi. The Administrator adalah para akuntan yang tidak banyak memahami dan menggunakan kosep akuntansi dalam organisasi. Dengan makin pesatnya perkembangan teknologi peran akuntan sebagai the administrator dan the doer dapat dilakukan dengan bantuan komputer, sehingga kebutuhan akan tenaga akuntan dikedua peran ini cenderung berkurang. Akuntan yang ingin unggul dalam persaingan perebutan lapangan kerja wajib membekali diri agar dapat berperan sebagai the conceptor atau bahkan the actor.
|
Jurnal ke 7 (Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga)
Riview Jurnal Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
| |
Nama Jurnal
|
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)
|
Volume
|
Vol. 3 No. 1 Halaman 11 - 20
|
Judul Jurnal
|
Perubahan Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Food and Beverages
|
Download
|
fe.unpas.ac.id/fe_app/uploaduser/artikel/Kinerja_Keuangan.pdf
|
Nama Penulis
|
Ardi Gunardi
|
Tanggal Jurnal
|
Februari 2010
|
Tujuan Penelitian
|
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis serta membuktikan secara empiris apakah komparatif mengenai kualitas informasi akuntansi dan kinerja keungan sebelum dan sesudah penerapan IFRS.
|
Metode Penelitian
|
Metode penelitian deskriptif yang digunakan, maka dapat diperoleh perkembangan besarnya perubahan kinerja keuangan ( Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share), serta perubahan harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007
|
Variabel Penelitian
|
Variabel penelitian yang digunakan adalah Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share terhadap perubahan harga saham pada perusahaan industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan periode 2007.
|
Hasil Penelitian
|
Hasilnya yaitu bahwa varians yang terjadi pada perubahan harga saham (Y) sebesar 78,2% ditentukan oleh varians yang terjadi pada perubahan ROE, perubahan PER, dan perubahan EPS, sedangkan pengujian koefisien determinasi secara parsial didapat bahwa perubahan EPS yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan harga saham.
|
Kesimpulan
|
Berdasarkan hasil analisis, didapat hasil yang menunjukkan bahwa varians yang terjadi pada perubahan harga saham (Y) sebesar 78,2% ditentukan oleh varians yang terjadi pada perubahan ROE, perubahan PER, dan perubahan EPS, sedangkan pengujian koefisien determinasi secara parsial didapat bahwa perubahan EPS yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan harga saham.
|
Tanggapan
|
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat memberikan maanfaat dan pengetahuan lebih bagi pembaca mengenai varians dalam perubahan kinerja keuangan (Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share), serta perubahanharga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2005-2007. Melalui metode penelitian deskriptif yang digunakan, maka dapat diperoleh perkembangan besarnya perubahan kinerja keuangan (Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share), serta perubahan harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan harga saham ditentukan oleh varians yang terjadi pada perubahan ROE, perubahan PER, dan perubahan EPS, sedangkan pengujian koefisien determinasi secara parsial didapat bahwa perubahan EPS yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan harga saham.
|
Jurnal ke 9 (Analisis Laporan Keuangan Internasional)
Judul Jurnal
|
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL: DAMPAK
DARI HARMONISASI MELALUI IFRS
|
Volume /
Halaman
|
-
|
Nama Penulis
|
Mafudi
dan Negina Kencono Putri
|
Tahun Jurnal
|
-
|
Tujuan
Penelitian
|
Melihat
pengaruh perbedaan akuntansi pada analisis laporan keuangan diberbagai negara
dengan melihat hasil berbagai uji empiris yang telah dilakukan.
|
Metode
|
Tax pavable atau tax effect
|
Variabel
Penelitian
|
Variabel bebas:
Dampak perbedaan keragaman akuntansi
Variabel
terikat: Analisis laporan keuangan internasional
|
Hasil
Penelitian
|
Tujuan
penyusunan dan pengguna masing-masing negara juga berbeda, tergantung pada
kondisi ekonomi, sosial, politik dari sistem akuntansi-nya dimana negara
tersebut berada.
|
Kesimpulan
|
Dari
hasil penelitian empiris diatas dapat ditunjukkan bahwa perbedaan rasio
keuangan tetap signifikan dalam beberapa hal ketika perbadingan dibatasi
untuk pasangan negara tertentu terutama untuk masalah likuiditas, solvency,
indebtedness dan ROA berdasarkan operating income. Gambaran
secara keseluruhan dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh keragaman aturan
terhadap item-item laporan keuangan. Setelah mengungkapkan beberapa
perbedaan dalam praktek akuntansi antar negara, maka perlu dipertimbangkan
adanya harmonisasi. Harmonisasi
tersebut dapat ditempuh dengan cara meningkatkan disclosure atas laporan
keuangan atau dengan cara mengurangi alternatif pemilihan metode akuntansi.
Agar usaha untuk meminimalkan keragaman akuntansi ini berhasil, maka
komunitas bisnis global harus dilibatkan. Berbagai regulator dari berbagai
negara harus bekerja sama agar tidak ada preferensi yang diberikan untuk
perusahaan domestik maupun multinasional sejauh persyaratan accounting
treatment atau disclosure dipertimbangkan. Para regulator harus yakin bahwa
mereka dapat memenuhi tanggung jawabnya untuk menyediakan informasi yang
komparabel bagi seluruh investor.
|
Pendapat
Mengenai Penelitian
|
Dalam penelitian ini tidak menampilkan
pelaporan keuangan, sehingga sebagai pembaca sulit untuk melihat
perbedaannya. Di penelitian ini hanya diungkapkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan. Tetapi penelitian ini sudah rinci mengenai cara harmonisasi yang
dapat ditempuh.
|
Jurnal ke 10 (Perencanaan dan Pengendaliaan Manajemen)
Riview Jurnal Perencanaan dan Pengendaliaan Manajemen
|
|
Nama Jurnal
|
-
|
Volume
|
Volume 3 No. 1 Tahun 2015
|
Judul Jurnal
|
Pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja
dalam strategic supply relationship dengan
kerjasama sebagai variabel moderasi
|
Nama Penulis
|
Ni luh rastini, Ni kadek sinarwati, Anantawikrama tungga
atmadja
|
Tanggal Jurnal
|
2015
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja dalam strategic supply relationship dengan
kerjasama sebagai variabel moderasi.
|
Metode Penelitian
|
Metode penelitian dalam penelitiaan ini menggunakan
penelitian kuantitatif, dengan rancangan penelitian penjelasan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pemilihan
sampel berdasarkan kriteria tertentu.
|
Variabel Penelitian
|
Sistem pengendalian manajemen sebagai variabel independen,
kinerja dalam strategic supply relationship sebagai variabel independen, dan
kerjasama sebagai variabel moderasi.
|
Hasil Penelitian
|
Dari hasil uji
validitas untuk masing-masing item pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan
valid. Semua item pertanyaan dalam kuesioner memiliki r hitung pada level
0,00-0,003 atau dibawah 0,05.
Dari hasil uji
reliabilitas penelitian ini dinyatakan reliable karena didapatkan nilai
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70, yaitu sistem pengendalian manajemen
sebesar 0,817, kinerja dalam strategic supply relationship sebesar 0,712,
serta kerjasama sebesar 0,824, sehingga semua variabel penelitian ini
dinyatakan reliable.
Berdasarkan
hasil pengujian normalitas dari semua variable dalam penelitian ini
menunjukkan nilai signifikansi karena uji normalitas diperoleh dengan metode
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, yakni dari hasil pengujian
normalitas kinerja dalam SSRs diperoleh nilai sig. sebesar 0,183, pada sistem
pengendalian manajemen diperoleh nilai sig. sebesar 0,180, dan pada kerjasama
diperoleh nilai sig. 0,866. Hal ini berarti semua data dinyatakan normal.
Hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada metode grafik deteksi dengan
melihat penyebaran data. Jika penyebaran data (titik) ada pada suatu
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Berdasarkan
hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan bahwa masing-masing model
regresi tidak mengalami gejala multikolinieritas. Dari hasil pengujian
diperoleh bahwa nilai VIF untuk sistem pengendalian manajemen sebesar 3,656
dan nilai tolerance sebesar 0,274. Model regresi IN_X1_X2 memiliki nilai VIF
sebesar 3,656 dan nilai tolerance sebesar 0,274. Hasil nilai VIF lebih kecil
dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 sehingga tidak terjadi
multikolonieritas.
Dari hasil uji
heteroskedastisitas tidak ditemukan pola tertentu dan titik-titik yang
menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi linier
pada penelitian ini tidak mengalami
heteroskedastisitas dan layak dipergunakan.
Dari hasil uji
t, antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Kinerja dalam Strategic Supply
Relationship didapatkan signifikansi 0,001 (sig. dan ttabel 2,06866. Hasil
pengujian ini menginpretasikan bahwa variabel Sistem Pengendalian Manajemen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja dalam Strategic Supply
Relationship pada taraf signifiansi 5% atau dengan kata lain H1 diterima.
Variabel moderasi IN_X1X2 memiliki signifikansi 0,034 (sig. ttabel 2,06866.
Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa sistem pengendalian manajemen
berpengaruh signifikan terhadap kinerja dalam strategic supply relationship
yang dimoderasi oleh kerjasama pada taraf signifikansi 5% atau dengan kata
lain hipotesis kedua diterima. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi
terlihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,395 (39,5%) yang artinya
Kinerja dalam Strategic Supply Relationship dijelaskan oleh Sistem
Pengendalian Manajemen sebesar 39,5%, sedangkan sisanya sebesar 60,5%
dijelaskan oleh sebab lain diluar model ini.
Selanjutnya,
hasil uji koefisien determinasi terlihat bahwa nilai adjusted R square
didapatkan sebesar 0,505 (50,5%) yang artinya kinerja dalam strategic supply
relationship dapat dijelaskan dengan sistem pengendalian manajemen sebesar
50,5% jika dimoderasi oleh kerjasama, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
Dari hasil uji
statistik, menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel sistem pengendalian
manajemen adalah sebesar 0,379 dengan signifikansi 0,001 (sig. dan ttabel
2,06866. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel Sistem
Pengendalian Manajemen berpengaruh signifikan terhadap Kinerja dalam
Strategic Supply Relationship. Hasil dari perhitungan thitung adalah positif
yang berarti semakin tingginya sistem pengendalian manajemen hotel di
Kabupaten Buleleng, maka Kinerja dalam Strategic Supply Relationship hotel di
Kabupaten Buleleng akan semakin tinggi. Begitupula sebaliknya, jika sistem
pengendalian manajemen hotel di Kabupaten Buleleng semakin rendah, maka
Kinerja dalam Strategic Supply Relationship hotel di Kabupaten Buleleng akan
semakin rendah pula.
Hasil
pengujian statistik sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja dalam SSRs
yang dimoderasi oleh kerjasama didapatkan hasil IN_X1X2 memiliki signifikansi
0,034 (sig. ttabel 2,06866. Dari hasil uji statistik tersebut, terdapat
pengaruh yang signifikan yang diberikan dari variabel sistem pengendalian
manajemen terhadap kinerja dalam strategic supply relationship dengan
kerjasama sebagai variabel moderasi.
|
Kesimpulan
|
Berdasarkan
hasil penelitian mengenai pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap
kinerja dalam strategic supply relationship hotel di Kabupaten Buleleng
dengan kerjasama sebagai variabel moderasi, maka selanjutnya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut. Pertama, Sistem pengendalian manejemen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dalam strategic supply
relationship. Kedua, Sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dalam strategic supply relationship yang dimoderasi oleh
kerjasama.
|
Tanggapan
|
Sistem pengendalian manajemen sangat penting dan harus ada
disetiap organisasi atau perusahaan karena strategi yang diterapkan
perusahaan sangat membutuhkan adanya sistem pengendalian manajemen. Dan
melalui sistem pengendalian manajemen pula dapat terwujud inovasi yang
merupakan kunci keberlanjutan dari hamper setiap perusahaan. Dengan inovasi
pula, manajemen semakin terpacu untuk meningkatkan kinerjanya dalam
perusahaan, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
|
Langganan:
Postingan (Atom)