Koperasi Pasar Kumbasari-Badung berhasil bebaskan pedagang dari jeratan
rentenir banyak cerita sukses tentang koperasi di Bali. Salah satunya adalah
Koperasi Pasar Kumbasari-Badung dengan bidang usaha simpan pinjam. Koperasi
yang berdiri sejak 1981 ini, semula hanya dirintis oleh 28 orang, sekarang
sudah mencapai 6.221 orang. Anggotanya terdiri pedagang, tidak hanya berasal
dari pasar Kumbasari dan Badung, tetapi juga beberapa pasar lain di Bali.
Ide
mendirikan koperasi pasar ini tidak sia-sia, terutama misi membebaskan para
pedagang dari jerat rentenir. Ketika itu para pedagang banyak kesulitan modal,
bahkan untuk membayar retribusi pasar saja tidak mampu. Pedagang terpaksa
mengandalkan rentenir karena mudah mendapatkan pinjaman meski harus membayar bunga
50 persen. Alhasil pedagang, terutama pedagang kecil tidak mampu
berkembang.Dengan modal Rp 140.000 ditambah bantuan kepala pasar Rp 200.000 dan
pengurus Rp 60.000, koperasi Kumbasari-Badung pun berdiri. Kumbasari dan Badung
adalah dua pasar terbesar di Bali.
Dalam tempo satu tahun, eksistensi koperasi ini
terbukti. Koperasi ini bisa menoreh prestasi sebagai koperasi terbaik II
tingkat II Badung pada 1982. Bahkan setiap tahun koperasi ini tidak ketinggalan
mengukir prestasi hingga tingkat nasional. Dua tahun berturut-turut, 1993 dan
1994 sebagai juara teladan utama tingkat nasional.
Kendati demikian, pendirian koperasi Kumbasari
tidaklah mudah. Mulai dari ketidaksukaan rentenir hingga ketidakpercayaan
pedagang besar, menghadang para pendirinya. Namun karena tekad besar dan adanya
dukungan dari kepala pasar, koperasi akhirnya berdiri. Para pengurus rela
mendatangi pedagang secara khusus, terutama pedagang kecil, untuk menjadi
anggota. Agar tidak memberatkan pedagang, simpanan pokok Rp 5.000/anggota pun diberi
kesempatan mencicil lima kali. Kepercayaan dari pedagang kecil menjadi semangat
bagi pengurus untuk mengembangkan koperasi ini, karena itulah Koperasi ini
terus berkembang cepat. Penyaluran kredit berjalan lancar dan menunjukkan
peningkatan. Terbukti, pada 2001, volume usaha simpan pinjam pada 2001 sebesar
Rp 12,5 miliar kemudian naik menjadi Rp 14,6 miliar dan tahun 2003 melonjak
menjadi Rp 15,6 miliar. Tabungan juga meningkat 17,8 persen dari tahun 2002
sebesar Rp 11,8 miliar menjadi Rp 14 miliar pada 2003. Sedangkan jumlah
kekayaan naik 20 persen dari Rp 14,6 miliar tahun 2002 menjadi Rp 17,5 miliar
tahun 2003.
Berbagai strategi untuk mengembangkan koperasi
Kumbasari dilakukan pengurus. Untuk meningkatkan arus kredit misalnya, pengurus
langsung mendatangi pedagang guna menawarkan pinjaman. Penagihan juga dilakukan
para pengurus dengan mendatangi pedagang setiap hari.Karena mereka pedagang
maka cara penagihan seperti itu akan memudahkan mereka untuk membayar
pinjamannya,Selain itu, strategi yang tergolong unik tapi menggiurkan adalah
memberi hadiah kepada penabung terbesar, layaknya bank. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan partisipasi anggota. Hadiahnya, kepada 10 penabung terbesar motor,
TV dan kulkas dan lengkap dengan hadiah undian. Tidak hanya itu, setiap tahun
anggota mendapat 1 potong kebaya. Agaknya, strategi itu mencatat sukses. Tidak
sedikit anggota memindahkan tabungannya dari bank ke koperasi.
Faktor lain yang menjadi kesuksesan sebuah koperasi
Kumbasari adalah terletak pada pengelolaan managemen. Pengelolaan koperasi ini
ditangani dua manager, yaitu manager utama dan manager. Jumlah karyawan 77
orang dengan sebuah kantor di pasar Kumbasari yang sangat representatif menjadi
kantor induk. Koperasi ini juga dikelola secara transparan. Karena faktor-faktor
tersebutlah, pada tahun 2003 koperasi Kumbasari dinobatkan sebagai koperasi
teladan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar