I.
Definisi
Akuntansi
Akuntansi adalah pengukuran,
penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu
manajer, investor, otoritas pajak
dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam
perusahaan,
organisasi,
dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal
sebagai "bahasa bisnis".
Akuntansi adalah suatu aktivitas
jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengkalsifikasikan dan mengikhtisarkan)
kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif
terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan
(Amin. W, 1997).
Pengertian akuntansi menurut Abubakar. A & Wibowo
(2004) adalah proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi
ekonomi dari suatu entitas/perusahaan.
II.
Fungsi
Akuntansi
Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan
keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil
kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur,
atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan
istilah pembukuan.
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu
organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu
organisasi beserta perubahan yang terjadi didalamnya. Akuntansi dibuat secara
kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat
dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer manajemen untuk membantu membuat
keputusan suatu organisasi.
Tujuan akuntansi sendiri dalam
manajemen adalah melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian. Adapun pengguna informasi akuntansi adalah: Manajemen,
Pemasok, Pelanggan, Karyawan, Pesaing, Agen Pemerintah, dan Wartawan.
III.
Pihak-Pihak
yang Berkepentingan
A. Pihak Intern
Adalah pihak manajemen yang berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengkoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu perusahaan.
Adalah pihak manajemen yang berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengkoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu perusahaan.
B. Pihak Ekstern
Adalah pihak-pihak yang berada di luar perusahaan tetapi ia membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut.
Adalah pihak-pihak yang berada di luar perusahaan tetapi ia membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut.
1. Pemilik/Investor
Pemilik memerlukan informasi akuntansi di perusahaannya untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan, sehingga ia dapat mengambil keputusan apakah akan mempertahankan perusahaannya, menjualnya, atau menambah investasinya.
2. Calon Investor
Bagi calon investor sangat perlu informasi akuntansi perusahaan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengambil keputusannya apakah akan menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut atau tidak.
3. Kreditor
Informasi akuntansi suatu perusahaan sangat dibutuhkan bagi kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya. Hal ini dapat dijadikan oleh kreditor sebagai bahan untuk mengambil keputusan apakah akan ditambah atau ditarik pinjamannya.
4. Calon Kreditor
Bagi calon kreditor informasi akuntansi suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi calon kreditor untuk menilai resiko serta memutuskan apakah perusahaan tersebut akan diberikan pinjaman atau tidak.
5. Pemerintah
Informasi akuntansi perusahaan bagi pemerintah sangat berguna untuk penetapan besarnya pajak penghasilan (PPh) badan usaha. Selain itu, juga dapat dipakai sebagai alat penilaian bagi perusahaan apakah perusahaan tersebut mematuhi peraturan atau tidak.
6. Karyawan perusahaan yang bersangkutan
Informasi akuntansi perusahaan sangat bermanfaat bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan untuk kelangsungan hidupnya. Maju mundurnya perusahaan dapat berguna untuk kemantapan kerja, bahan pertimbangan penuntutan naiknya gaji, dan jaminan sosial karyawan.
Pemilik memerlukan informasi akuntansi di perusahaannya untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan, sehingga ia dapat mengambil keputusan apakah akan mempertahankan perusahaannya, menjualnya, atau menambah investasinya.
2. Calon Investor
Bagi calon investor sangat perlu informasi akuntansi perusahaan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengambil keputusannya apakah akan menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut atau tidak.
3. Kreditor
Informasi akuntansi suatu perusahaan sangat dibutuhkan bagi kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya. Hal ini dapat dijadikan oleh kreditor sebagai bahan untuk mengambil keputusan apakah akan ditambah atau ditarik pinjamannya.
4. Calon Kreditor
Bagi calon kreditor informasi akuntansi suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi calon kreditor untuk menilai resiko serta memutuskan apakah perusahaan tersebut akan diberikan pinjaman atau tidak.
5. Pemerintah
Informasi akuntansi perusahaan bagi pemerintah sangat berguna untuk penetapan besarnya pajak penghasilan (PPh) badan usaha. Selain itu, juga dapat dipakai sebagai alat penilaian bagi perusahaan apakah perusahaan tersebut mematuhi peraturan atau tidak.
6. Karyawan perusahaan yang bersangkutan
Informasi akuntansi perusahaan sangat bermanfaat bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan untuk kelangsungan hidupnya. Maju mundurnya perusahaan dapat berguna untuk kemantapan kerja, bahan pertimbangan penuntutan naiknya gaji, dan jaminan sosial karyawan.
IV.
Prinsip
Akuntansi
Selain penerapan
asumsi-asumsi dasar dalam praktek akuntansi, terdapat juga beberapa
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan. Seperti orang hidup
yang harus memiliki prinsip, demikian juga dengan akuntansi.
Adapun prinsip-prinsip akuntansi tersebut adalah:
Adapun prinsip-prinsip akuntansi tersebut adalah:
1. Prinsip
Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.
2. Prinsip
Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.
Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.
Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
3. Prinsip
Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan.
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan.
4. Prinsip
Konsistensi (Consistency Principle)
Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5. Prinsip
Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya
V.
Pengertian
Laporan Keuangan
Laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi
yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Berikut merupakan pengertian laporan
keuangan dari beberapa sumber, yaitu:
Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan
Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan adalah bersifat historis dan
menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan (progress report). Selain itu,
dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil
dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact),
prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accountung
convention and postulate), serta pendapat pribadi (personal judgement).
Zaki Baridwan menyatakan bahwa Laporan keuangan
adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu
ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku
yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam standar akuntansi keuangan,
Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan
laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti
sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi
penjelasan yang bagian integral dari laporan keuangan.
Selanjutnya menurut Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa:
“Laporan keuangan adalah merupakan
pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi
bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan
mencapai tujuannya.”
Sedangkan menurut Standar Akuntansi
Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa:
Laporan keuangan merupakan laporan
periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan.”
Laporan keuangan adalah suatu bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi
dan pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai.
VI.
Isi
Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari empat laporan dasar,
yaitu:
a. Neraca, menunjukkan posisi keuangan
yang meliputi kekayaan, kewajiban serta modal pada waktu tertentu.
b. Laporan rugi-laba, menyajikan hasil
usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan biaya (beban) yang dikeluarkan
sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu periode tertentu.
c. Laporan perubahan modal/laba
ditahan, yang memuat tentang saldo awal dan akhir laba ditahan dalam Neraca
untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba selama jangka waktu
tertentu.
d. Laporan arus kas, memperlihat aliran
kas selama periode tertentu, serta memberikan informasi terhadap sumber-sumber
kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup.
VII.
Bentuk
Neraca
Neraca bisa disajikan
dalam dua bentuk:
1. Bentuk skontro (account form), yang membagi
halaman menjadi dua dan sebelah kiri untuk melaporkan posisi aset atau aktiva,
sedang sebelah kanan untuk melaporkan posisi kewajiban dan modal.
2. Bentuk vertikal (vertical form) yang
menyajikan informasi keuangan dari atas ke bawah, dengan urutan mulai dari aset
atau aktiva, lalu kewajiban dan modal.
VIII.
Laporan
Laba Rugi
Laporan
laba rugi adalah
bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi)
bersih.
IX.
Bentuk
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dapat disajikan
dengan menggunakan dua bentuk, yaitu bentuk single-step dan bentuk
multiple-step, yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Perhitungan Rugi-Laba Bentuk
Langsung (Single Step Form)
Pada bentuk ini semua penghasilan
yang diperoleh dari berbagai kegiatan/ aktivitas dikelompokkan menjadi satu
kelompok yang disebut kelompok penghasilan, sedangkan untuk semua beban dikelompokkan
ke dalam satu kelompok yang disebut biaya. Penghasilan bersih (laba) merupakan
selisih antara kelompok penghasilan dan total kelompok beban.
2. Perhitungan Rugi-Laba Bentuk
Bertahap (Multiple Step Form)
Pada bentuk ini penghasilan bersih
(laba) dihitung secara bertahap sesuai dengan aktivitas perusahaan. Dengan
demikian, semua penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan kegiatan/
aktivitas, yaitu kegiatan usaha, di luar usaha dan luar biasa.
X.
Tujuan
Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan
laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk
tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan
kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa
yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa
yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar
mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan
atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar