Manajemen
I.
Pengertian dan Peranan Manajemen
a. Pengertian
Manajemen adalah Suatu Proses
dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan
sumber daya organisasi lainnya.
Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli:
- Menurut Mary Parker Follet Manajemen Adalah sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
- Menurut Ricky W. Griffin Manajemen Adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal
- Menurut Drs. Oey Liang Lee Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Menurut Prof. Eiji Ogawa Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.
b.
Peranan
Manajemen
Berperan sebagai :
a. Penanggung
jawab dan pengendali
b. Pelaksana
efektivitas POAC operasional perusahaan sehari-hari
c. Melakukan
SWOT analisis
d. Pengelola
SDM dan sumberdaya perusahaan
e. Menjalin
akses dgn Stakeholders
f. Pencapaian
tujuan yg telah ditetapkan
g. Pengembangan
perusahaan
h. Menyusun
strategi kelangsungan hidup
Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
1.
Peran Interpersonal
Yaitu
hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;
a. Figurehead / Pemimpin Simbol :
Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
b. Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin
yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang
muncul.
c. Liaison / Penghubung : Menjadi
penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
a. Monitor / Pemantau : Mengawasi,
memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang
terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
b. Disseminator / Penyebar : Menyebar
informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
c. Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili
unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
a. Entrepreneur / Kewirausahaan :
Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja
unit kerja.
b. Disturbance Handler / Penyelesai
Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan
yang timbul.
c. Resource Allicator / Pengalokasi
Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber
dayanya.
d.
Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan
pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.
II.
Latar Belakang Sejarah Manajemen
Sesungguhnya mulai kapan teori
manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memikirkan
upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam sejarah perkembangan
manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik melaksanakan
usah terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari
kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan konsep
manajemen berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus tertentu
pula.
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan
sebagai individu, agar konsisten dengan istilah administrasi dengan
administrator sebagai pelaksananya dan supervisi dengan supervisor sebagai
pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa berperan sebagai administrator dalam
mengemban mis atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan,
dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar
(Pidarta: 1988).
Sesungguhnya
manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di
Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu
telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti
tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang
megah di tengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum masyarakat dis seluruh
dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang
dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang
ribuan kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina
dahulu telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan
manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan
hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak
contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek
monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang
dahulu telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal
abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen
secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871).
Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh
pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan
kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris
orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses
produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan
matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie
dan Saefullah: 2005).
Dengan demikian bisa dikatakan Robert Owen dan Charles Babbage adalah pionir
dalam ilmu manajemen.
III. Fungsi dan Proses Manajemen
a. Fungsi Manajemen
Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu:
1. Fungsi Perencanaan (planning)
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan (directing)
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian (controlling).
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
b. Proses Manajemen
Proses manajemen ada empat (4), yaitu:
1. Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengarahan: Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
4. Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
IV. Ciri-Ciri Manajemen Profesional
Ciri-ciri manajemen profesional dalam pengembangan mutu SDMdapat dilihat dari sisi operasional
dan manajerial yakni:
a) Memperoleh
dukungan top manajemen.
b) Bermanfaat
untuk kepentingan internal dan juga eksternal organisasi.
c) Memiliki
program jangka panjang dan berkesinambungan.
d) Berorientasi ke
masa depan dengan pendekatan holistic(menyentuh unsur perasaan/spiritual).
e) Melaksanakan prinsip efisiensi dan
efektivitas.
f) Melakukan
tindakan secara terencana/terprogram.
g) Melakukan monitoring, evaluasi serta
menerima umpan-balik.
h) Karyawan dan
pimpinan unit yang:
1. Memiliki kompetensi atau keakhlian
dan pengalamanpanjang di bidangnya.
2. Haus dan berani
pada tantangan.
3. Inovatif,
kreatif, inisiatif, dan efisien.
4. Memiliki integritas tinggi.
5. Menghargai profesi lain.
6. Selalu siap menghadapi segala
resiko.
7. Bertanggung jawab atas setiap kata
dan perbuatannya.
i)
Mampu menggunakan teknologi tepat
guna.
j)
Kepemimpinan
dalam membangun komitmen.
k) Semua lapisan berpartisipasi aktif
dalam semua aktivitas.
l)
Kerjasama
Tim solid.
m) Memberikan penghargaan pada tiap
karyawan yang berprestasi (kompensasi termasuk peluang pendidikan-peatihan
lanjutan dan promosi karir).
n) Persuasi pada karyawan yang kurang
berprestasi untuk menjadi yang terbaik melalui konsultasi-bimbingan dan
pendidikan-pelatihan bersinambung.
o)
Memiliki budaya korporat: transparansi (terbuka), independensi (tidak bergantung),
responsive (cepat tanggap), akuntabilitas (dapat
dipertanggungjawabkan), dan jujur.
V.
Keterampilan Manajemen yang Dibutuhkan
• Keterampilan Berbahasa Asing
• Keterampilan dalam mengelola Sumber Daya Manusia
• Keterampilan Mengajar
• Keterampilan dalam Menyelesaikan Masalah
• Keterapilan Manajemen Keuangan
• Keterampilan dalam mengambil suatu keputusan
ORGANISASI
I. Definisi Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
- Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
- James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
II. Pentingnya Mengenal Organisasi
Kepribadian akan muncul dan berkembang dengan
seiringnya waktu. Kepribadian kita pun tidak bisa terbentuk karena pendidikan
formal yang kita jalani. Kenapa ? karena pendidikan formal itu hanya membentuk
hardskill kita. Lalu dimana kita bisa membentuk kepribadian kita ? yap ! dengan
mengikuti suatu organisasi.Kita mungkin berpikir ‘untuk apa mengikuti kegiatan
yang kerjanya cuma menghabiskan waktu dan tenaga ?’. Itu adalah salah besar,
karena berorganisasi sama saja dengan mendidik kita untuk jadi makhluk sosial.
Dengan berorganisasi, kita diajari cara menghargai pendapat dan perbedaan serta
cara memimpin yang baik. Dengan begitu softskill kita akan berkembang dan nantinya
akan sangat digunakan dalam dunia kerja.
Organisasi memiliki jiwa, karakter, jati diri,
sejarah, kisah, suka, sedih, cita-cita, harapan dan lain-lain. Ada beberapa hal
yang harus kita sadari dalam berorganisasi. Bahwa organisasi ini milik banyak
orang, semua anggota, bukan milik pengurus atau ketua. Sedemikian banyak orang
yang memiliki karakter, sifat, bahasa, kebiasaan yang berbeda memberi kita
kesempatan belajar jenisjenis manusia. Jika organisasi tersebut memang tidak
bisa diperbaiki dari dalam, dengan atau tanpa kehadiran kita, memang sebaiknya
kita keluar. Tetapi jika kita berpikir lebih luas karena organisasi ini dapat
memberi manfaat bagi banyak orang, dan kita merasa mampu memperbaikinya,
sebaiknya kita tetap bertahan. Seringkali organisasi ditangani secara salah,
dan mungkin kita orang yang terpilih untuk berperan lebih. Apa yang kita tahu,
tidak ada usaha yang sia-sia. Membangun organisasi, sejatinya juga membangun
kepribadian kita. Apalagi jika dalm usia muda sudah mengenal dunia organisasi.
Tapi, jangan berpikir kalau kita hanya ikut-ikutan
saja dalam mengikuti suatu organisasi kita langsung mempunyai kepribadian yang
bagus. Karena dalam pembentukan kepribadian itu butuh proses. Apabila kita
dalam organisasi tersebut sangat berperan dalam kegitan dan mempunyai tujuan
yang jelas serta memiliki benih sifat kepemimpinan, tanggung jawab, bijaksana,
dan sebagainya untuk mengikuti suatu organisasi kemahasiswaan dengan harapan
dapat mengembangkan sifat-sifat tersebut sehingga terbentuklah kepribadian yang
baik.
Setelah kita tau bagaimana organisasi itu sangat
membentuk kepribadian seseorang dengan sangat luarbiasa. Pasti betapa ruginya
orang yang hanya berdiam diri tanpa melakukan suatu kegiatan. Apalagi kini kita
sudah mengenal apa itu suatu organisasi. Mumpung kita para mahasiswa yang masih
mencari kepribadian, pasti bila mengikuti organisasi sangat membantu kita dalam
pembentukan kepribadian itu sendiri.
III. Bentuk-Bentuk Organisasi
Dalam
perkembangannya sampai sekarang ini pada pokoknya ada enam (6) macam bentuk
organisasi, yaitu:
1. Organisasi Lini
Organisasi Lini adalah bentuk
organisasi yang didalamnya tedapat garis wewenan yang berhubungan langsung
secara vertikal antara atasan dengan bawahan. Setiap kepala unit mempunyai
tanggung jawab untuk melaporkan kepada kepala unit satu tingkat diatasnya.
2. Organisasi lini dan staff
Organisasi lini dan staff adalah
suatu bentuk organisasi di mana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal
dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke kepala bagian di bawahnya serta
masing-masing pejabat, manajer ditempatkan satu atau lebih pejabar staff yang
tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagian penasihat, misal
mengenai masalah kearsipan, keuangan, personel dan sebagainya.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu
organisasi di mana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian yang mempunyai jebatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana
yang mempunyai keahlian khusus.
4. Organisasi
Fungsional dan garis
Organisasi fungsiona dan garis
adalah bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan
kepada kepala bagian di bawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta
sebagian dilimpahkan kepada pejabar fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan
keapada kepala bagian.
IV. Prinsip-Prinsip Organisasi
1)
Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi
dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai
tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip
Skala Hirarkhi.
Dalam suatu
organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian
wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya
organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip
Kesatuan Perintah.
Dalam hal
ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang
atasan saja.
4) Prinsip
Pendelegasian Wewenang.
Seorang
pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga
perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi
wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam
pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan
keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa
minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5) Prinsip
Pertanggungjawaban.
Dalam
menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada
atasan.
6) Prinsip
Pembagian Pekerjaan.
Suatu
organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan
pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
7) Prinsip
Rentang Pengendalian.
Artinya
bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan
tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang
cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8) Prinsip
Fungsional.
Bahwa
seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari
pekerjaannya.
9) Prinsip
Pemisahan.
Bahwa beban
tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang
lain.
10) Prinsip
Keseimbangan.
Keseimbangan
antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal
ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/
kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak
kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya
akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di
Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip
Fleksibilitas
Organisasi
harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar
organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi
dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip
Kepemimpinan.
Dalam
organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata
lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut
V. Ketrampilan manajemen yang dibutuhkan
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:- Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. - Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. - Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
- Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. - Keterampilan
membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
VI.
Sebab
Keberhasilan dan Kegagalan Organisasi
Sebab keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi
sangat berhubungan dengan para anggotanya. Sebab keberhasilan organisasi karena
adanya kerja sama yang baik antara anggota dalam suatu organisasi, sehingga
tercipta keberhasilan di dalam organisasi tersebut. Sebab kegagalan organisasi
adalah adanya faktor intern dalam organisasi tersebut.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar